16.12.09

Mosi Tidak Percaya 2 : Kepada Kamu Yang Tidak Pernah Mau Mendengarkan

Bertahun-tahun saya menyukai kehidupan yang penuh dengan asumsi. Spekulasi.
Tapi saya tidak menampik untuk mendengarkan klarifikasi dari pihak oposisi.
Saya yakin, jika saya mau 'didengar', saya juga harus mau baik-baik mendengarkan.

Kepadamu, saya selalu menjadi pihak yang bertanya duluan, pihak yang siap menjadi pendengar. Mengingat betapa labilnya emosimu, dan betapa kamu lebih menyukai asumsi-asumsi yang negatif (Mungkin ini realisasi dari kecintaanmu terhadap jurus perang "preparing for the worst").

Untuk kesekian kalinya saya harus kecewa padamu, teman.
Penjelasan saya tidak mau kamu dengarkan.
"Sudah, sudah, daripada kita jadi berantem beneran" kamu selalu memotong begitu tiap kali saya mau mulai buat menjelaskan.
Memangnya ada ya perbedaan antara berantem beneran dengan berantem pura-pura? Setahu saya berantem cuma punya nama depan saja, tidak punya nama keluarga.

Jadi buat kamu yang lebih percaya mulut ketiga ketimbang teman tahunanmu ini, dan yakin bahwa berantem punya nama belakang,
Selamat berasumsi! Selamat membenci saya.

Sudah saatnya saya menarik investasi kepercayaan dari orang seperti Anda.
Selamat tinggal.
 

Blog Template by YummyLolly.com - Photoshop Brushes Obsidian Dawn